Hide 'n Seek
Kamis, 12 September 2013
Minggu, 08 September 2013
Lelaki dan Macet
Beberapa
jam yang lalu, diatas motor perjalanan pulang kantor seperti biasa aku selalu
dihadapkan dengan berjejalnya motor dan mobil. Setengah enam petang aku masih
berada diatas motor, dengan helm yang sudah cukup basah akibat cucuran
keringatku. Mencoba bersabar, mencoba untuk tidak menggerutu dg diri sendiri,
mencoba untuk tidak mengumpat dalam hati dealer-dealer motor yg memberi sistem kredit
sangat murah kepada masyarakat. Mungkin ini salah satu penyebab membeludaknya
populasi pengendara bermtor. Tapi tidak ada yang bisa disalahkan dalam konteks
ini. Saya sendiripun kalau tidak ada motor mungkin ga bisa bekerja. Fiuhh...
Masih konstan
di antara 10-20km/jam. Sambil sesekali memandang langit yang sudah mulai
gelap. Seruan untuk sholat maghrib sudah mengumandang. Sesekali melihat kekiri
jalan, barangkali ada mesjid. Motor sudah terparkir dihalaman mesjid yang
didepan gerbangnya terpasang poster ajakan untuk bersedekah. Srettt.. selepas
sholat aku ndak lngsung pulang. Duduk di seputaran tangga sambil melihat
anak-anak kecil menyebar keluar mesjid. Pasti bahagia banget kedua orang tua
mereka melihat anak-anaknya gemar datang ke mesjid untuk berjamaah. Tiba-tiba aku
langsung berimajinasi meloncat ke beberapa tahun mendatang dari sekarang. Semisal
aku sudah berkeluarga nanti aku pengen punya 2 orang anak. Laki-laki dan
perempuan, semoga. Hidup sederhana, dengan rumah sendiri yang aku design
bersama istriku nanti. Didepan rumah kita buat taman yang cukup untuk
menyumbang produksi oksigen kita sekeluarga. Di belakangpun juga begitu, plus sebuah kolam
ikan dengan gemericik air yang mengalir. Agar nanti sepulang kerja, setidaknya
ada sudut untuk aku dan istriku sedikit bercerita tentang apa yang sudah kita
lalui pada hari itu. sambil mencelupkan kaki kita didalam airnya, sembari
memberi makan ikan-ikan koi. Lalu kedua anak kita berlari sambil memeluk
dari belakang. Sembari bergelayutan diantara leher kita masing-masing. “Ayah
sudah makan belum?” satu dari anak kita bertanya seperti itu. sesekali sedikit
tertawa dan bercanda didepan kita. Ya.. inilah sumber energi kita. Inilah yang
mungkin dirasakan kedua orang tua kita saat kami masih kecil dulu. Kebahagiaan seperti
inilah yang mungkin tidak akan bisa terikat oleh waktu. Kebahagiaan yang tidak
akan bisa bertambah tua mengikuti usia kita. Lalu aku berdiri sambil berdoa,
semoga imajinasi yang aku gambarkan tadi bisa terlihat oleh Tuhan. Sambil meraih
motor, aku berdoa dalam hati. Apa yang ada dimasa depan nanti adalah kuasa Mu..
aku tidak mau mengelu-elukan sesuatu yang terlalu muluk. Aku hanya ingin hidup
dengan kebahagiaan, ya kebahagiaan yang waktupun tidak mampu untuk mengikatnya.
Amin.
Rabu, 21 Agustus 2013
Akting berimajinasi
Setelah berbelit-belit di jalanan Surabaya menuju Sidoarjo akhirnya lending di kasur sexy ini. Sudah merasa lega? belum bos. Liat samping kanan-kiri banyak tongkrongan CD, Sarung kucel, kaos bersablon keringat kering, dan smua kawan-kawannya dah. Mereka udah 2 minggu nungguin pertanggung jawabanku buat dimanja-manjain.
"Mana katanya Sabtu kita dicuci pake Rinso terbaru, trus di rendam pake Downy, di jemur diatas apartemen mewah, lalu di setrika pake Rapika wangi kamboja. Ahh.. hanya janji-janji palsu kau Bagus! Bullshit!" Kata kemeja motif garis-garis.
Hadeuuhh... ngurusin equipment diri sendiri aja masih newbie gini, gimana mau serumah sama istri-istriku kelak? ehh.. kok jadi jamak ya? upss.. ini hanya akting menulisku. hihihihi..
"Mana katanya Sabtu kita dicuci pake Rinso terbaru, trus di rendam pake Downy, di jemur diatas apartemen mewah, lalu di setrika pake Rapika wangi kamboja. Ahh.. hanya janji-janji palsu kau Bagus! Bullshit!" Kata kemeja motif garis-garis.
Hadeuuhh... ngurusin equipment diri sendiri aja masih newbie gini, gimana mau serumah sama istri-istriku kelak? ehh.. kok jadi jamak ya? upss.. ini hanya akting menulisku. hihihihi..
Langganan:
Postingan (Atom)