Kamis, 12 September 2013

Sebelum 5 cm ..


Percikan sunshine menyentuh canopy tenda..
Bangunkanku dri lelap malam tadi
hmmm... lembab..
biar kuhela nafas panjang
jadi gemuruh angin di sabana yang lain
agar aku semakin yakin
gelombang air, bibir rumput, dan sentuhan angin lembabmu
satu terindah yang pernah ada


-Bagus, 23/03/2011-

Minggu, 08 September 2013

Lelaki dan Macet



                Beberapa jam yang lalu, diatas motor perjalanan pulang kantor seperti biasa aku selalu dihadapkan dengan berjejalnya motor dan mobil. Setengah enam petang aku masih berada diatas motor, dengan helm yang sudah cukup basah akibat cucuran keringatku. Mencoba bersabar, mencoba untuk tidak menggerutu dg diri sendiri, mencoba untuk tidak mengumpat dalam hati dealer-dealer motor yg memberi sistem kredit sangat murah kepada masyarakat. Mungkin ini salah satu penyebab membeludaknya populasi pengendara bermtor. Tapi tidak ada yang bisa disalahkan dalam konteks ini. Saya sendiripun kalau tidak ada motor mungkin ga bisa bekerja. Fiuhh...
               Masih konstan di antara 10-20km/jam. Sambil sesekali memandang langit yang sudah mulai gelap. Seruan untuk sholat maghrib sudah mengumandang. Sesekali melihat kekiri jalan, barangkali ada mesjid. Motor sudah terparkir dihalaman mesjid yang didepan gerbangnya terpasang poster ajakan untuk bersedekah. Srettt.. selepas sholat aku ndak lngsung pulang. Duduk di seputaran tangga sambil melihat anak-anak kecil menyebar keluar mesjid. Pasti bahagia banget kedua orang tua mereka melihat anak-anaknya gemar datang ke mesjid untuk berjamaah. Tiba-tiba aku langsung berimajinasi meloncat ke beberapa tahun mendatang dari sekarang. Semisal aku sudah berkeluarga nanti aku pengen punya 2 orang anak. Laki-laki dan perempuan, semoga. Hidup sederhana, dengan rumah sendiri yang aku design bersama istriku nanti. Didepan rumah kita buat taman yang cukup untuk menyumbang produksi oksigen kita sekeluarga.  Di belakangpun juga begitu, plus sebuah kolam ikan dengan gemericik air yang mengalir. Agar nanti sepulang kerja, setidaknya ada sudut untuk aku dan istriku sedikit bercerita tentang apa yang sudah kita lalui pada hari itu. sambil mencelupkan kaki kita didalam airnya, sembari memberi makan ikan-ikan koi. Lalu kedua anak kita berlari sambil memeluk dari belakang. Sembari bergelayutan diantara leher kita masing-masing. “Ayah sudah makan belum?” satu dari anak kita bertanya seperti itu. sesekali sedikit tertawa dan bercanda didepan kita. Ya.. inilah sumber energi kita. Inilah yang mungkin dirasakan kedua orang tua kita saat kami masih kecil dulu. Kebahagiaan seperti inilah yang mungkin tidak akan bisa terikat oleh waktu. Kebahagiaan yang tidak akan bisa bertambah tua mengikuti usia kita. Lalu aku berdiri sambil berdoa, semoga imajinasi yang aku gambarkan tadi bisa terlihat oleh Tuhan. Sambil meraih motor, aku berdoa dalam hati. Apa yang ada dimasa depan nanti adalah kuasa Mu.. aku tidak mau mengelu-elukan sesuatu yang terlalu muluk. Aku hanya ingin hidup dengan kebahagiaan, ya kebahagiaan yang waktupun tidak mampu untuk mengikatnya. Amin.

Rabu, 21 Agustus 2013

Akting berimajinasi

Setelah berbelit-belit di jalanan Surabaya menuju Sidoarjo akhirnya lending di kasur sexy ini. Sudah merasa lega? belum bos. Liat samping kanan-kiri banyak tongkrongan CD, Sarung kucel, kaos bersablon keringat kering, dan smua kawan-kawannya dah. Mereka udah 2 minggu nungguin pertanggung jawabanku buat dimanja-manjain.

"Mana katanya Sabtu kita dicuci pake Rinso terbaru, trus di rendam pake Downy, di jemur diatas apartemen mewah, lalu di setrika pake Rapika wangi kamboja. Ahh.. hanya janji-janji palsu kau Bagus! Bullshit!" Kata kemeja motif garis-garis.

 Hadeuuhh... ngurusin equipment diri sendiri aja masih newbie gini, gimana mau serumah sama istri-istriku kelak? ehh.. kok jadi jamak ya? upss.. ini hanya akting menulisku. hihihihi..